Santri Babussalam Gelar Batsul Masail Bulanan: Bahas Toleransi Beragama hingga Status Amil Zakat
Kalibening, Mojoagung — Forum Batsul Masail Pondok Pesantren Babussalam Kalibening kembali digelar pada Kamis, 29 Mei 2025. Kegiatan rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali ini menghadirkan suasana diskusi hangat antara santri putra dan putri kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Diniyah Babussalam.
Sejak awal acara, para santri tampak antusias menyimak dan menanggapi berbagai persoalan aktual yang diangkat. Sebagaimana tradisi pesantren, setiap masalah yang dibahas bersumber dari kejadian nyata di masyarakat, kemudian dikaji dengan merujuk pada dalil-dalil dari kitab kuning.
Pada pertemuan kali ini, ada tiga pokok pembahasan utama. Pertama, dilema toleransi beragama yang diangkat oleh Muhammad Uddin. Kasus ini bermula dari seorang santri yang meminum minuman melalui sedotan bekas temannya non-muslim yang sebelumnya makan daging babi. Setelah melalui proses tanya jawab dan kajian, forum memutuskan bahwa sedotan tersebut dihukumi mutanajjis dan termasuk najis mugholladhoh, sehingga harus disucikan tujuh kali basuhan, salah satunya dengan debu.
Pembahasan kedua membahas status kepanitiaan zakat. Kasus ini diangkat oleh Cak Azam terkait penyerahan zakat fitrah kepada panitia yang tidak dibentuk pemerintah. Hasil keputusan menetapkan bahwa amil zakat yang sah adalah yang diangkat oleh pemerintah melalui lembaga resmi seperti Baznas atau Laz, sementara amil swasta tidak berhak atas bagian zakat, kecuali yang telah dilantik secara resmi sebelumnya.
Pembahasan terakhir membahas nafkah anak tiri yang diangkat oleh Mang Dayat. Kasus ini mengenai anak yatim piatu yang tidak lagi dinafkahi oleh ayah tirinya setelah ibunya meninggal. Namun, pembahasan untuk kasus ini dimauqufkan (ditangguhkan) untuk kajian lebih mendalam di pertemuan berikutnya.
Menurut penanggung jawab kegiatan, Batsul Masail tidak hanya menjadi ajang mengasah pengetahuan fiqih, tetapi juga melatih keterampilan santri dalam berdialog, berargumentasi, dan mengambil keputusan dengan bijak. “Santri belajar untuk tidak hanya memahami hukum, tetapi juga mengaitkannya dengan kehidupan nyata di masyarakat,” jelas salah satu mushohhih.
Dengan diadakannya kegiatan ini secara konsisten, diharapkan para santri Babussalam menjadi generasi yang Berilmu, Beriman, Bertaqwa, Berbudi luhur dan Mandiri membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.


By:MediaCenterbabussalam
KOMENTAR